Cerpen


Pentingnya waktu
Pada suatu hari hidup seorang anak bernama Antoni. Antoni tinggal  bersama kakak kandungnya. Kakak Kandungnya sudah bekerja sebagai pegawai di sebuah persahaan, sedangkan Antoni masih duduk di kelas 3 SMP.
Antoni tinggal tidak jauh dari warnet. Setiap harinya setelah pulang sekolah Antoni langsung bermain ke warnet yang berada di dekat rumahnya. Dan lebih parahnya lagi Antoni bermain ke warnet masih belum mengganti pakaian sekolahnya. Bhakan setiap hari sabtu Antoni menginap di warnet atau istilah lainnya midnight.
Kebiasaan itu selalu Antoni lakukan. Mungkin karena Antoni tinggal jauh dari orang tuanya, dan lagi kakak kandungnya sibuk mengurusi pekerjaannya. Pada suatu hari sekolahnya Antoni mengadakan ujian kenaikan kelas. Tapi Antoni santai menghadapinya, ia tidak menhiraukan ujian kenaikan kelasnya. Dan Antoni masih tetap bermain ke warnet hingga malam hari.
Pada saat ujian kenaikan kelas dimulai, Antoni tidak bisa menjawab soal-soal ujiannya. Akhirnya antoni hanya bisa menjawab apa adanya, karena ia tidak belajar semalam. Setelah beberapa minggu rapotan di SMPnya Antoni diadakan. Pada hari rapotanlah Antoni baru sedikit cemas terhadap nilai-nilainya. Ternyata Antoni tidak naik kelas, Ia merasa begitu menyesal kepada dirinya sendiri. Antoni baru sadar,
“Aku bodoh, aku benar-benar menyia-nyaikan waktuku.” Kata Antoni kesal
Mulai dari kejadian ini Antoni mulai belajar, bahwa waktu tidak akan menunggumu, waktu itu penting walau hanya 1 detik dan lebih penting lagi kalau waktu tidak bisa diulangi.
                Orang tuanya tidak ingin anak kesayangannya Antoni tidak naik kelas lagi, maka orang tuanya memutuskan kalau Antoni di bawa ke tempat tinggal orang tuanya dan menulangi sekolahnya. Dari sini awal perjuangan Antoni, ia mulai meninggalkan warnet, ia sudah kapok menyia-nyiakan waktunya untuk bermain di warnet. Antonipun mengubah sifatnya yang awalnya malas belajar menjadi rajin.
Pada saat seminggu sebelum ujian Antoni belajar begitu giat, sampai-sampai temannya mengajaknya bermain ia tolak. Ia terus belajar hingga larut malam. Ujian kenaikan kelas di adakan esok hari. Antoni lansung bergegas ke kamarnya lalu menutup pintu, agar tidak ada yang mengganggu pada saat ia belajar. Keesokan harinya Antoni mengerjakan ujiannya dengan mudah dan santai, tidak seperti dulu Antoni hanya bisa menjawab apa adanya.
Hari yang telah ditunggu-tunggu Antoni adalah hari penerimaan rapot. Antoni sudah tidak sabar melihat nilainya di rapot. Akhirnya hari yang di tunggu-tunggu Antoni  datang juga. Setelah Antoni melihat nilai di rapotnya, ternyata nilanya masih belum memuaskan.
“ Padahal aku sudah belajar giat tapi nilaiku tetap saja jelek.” Tanya Antoni keAyahnya
“ Kegagalan, sukses bukan dinilai dari hasil tapi dari proses perjuangannya.” Kata Ayah Antoni
“ Jadi gimana perjuanganku selama ini, masak sia-sia” Balas Antoni
“ Tidak ada yang sia-sia, perjuanganmu sudah bagus tinggal kamu tingkatkan metode belajarmu.” Kata Ayah
“ Oke Pa.” Kata Antoni dengan semangat yang membara.
Antonipun merubah cara belajarnya yang awalnya sendirian menjadi berkelompok. Lama kelamaan Antoni mengerti arti pentingnya waktu, coba bayangkan setahun bagi murid yang tidak naik kelas, pentingnya waktu sebulan bagi Ibu yang melahirkan bayi prematur, pentingnya waktu seminggu bagi para editor majalah mingguan, pentingnya waktu sejam pada teman yang menunggumu, pentingnya waktu semenit bagi orang yang ketinggalan pesawat terbang, pentingnya waktu sedetik bagi orang yang terhindar dari kecelakaan, pentingnya semilidetik pada orang yang mendapatkan mendali perak pada Olimpiade.                                                                                                                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar